Selamat Datang, STIS SBI Surabaya | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer

ARCHIVE

  • Agenda
  • Pengumuman
  • Guru Besar
  • Mahasiswa
  • News Maker
  • Pembaca Menulis
  • Produk Hukum
  • Running Text
Diberdayakan oleh Blogger.

Selayang Pandang STIS SBI Surabaya

Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Sentra Bisnis Islami (STIS SBI) Surabaya the Islamic Entrepreneur University berdiri pada tanggal 7 Pebruari 1999. STIS SBI Surabaya merupakan perguruan tinggi ekonomi syariah perintis di Surabaya. Pada tahun 2000 mendapat SK Direktorat jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI No. E/206/2000 sehingga diijinkan menyelenggarakan pendidikan tinggi Jenjang Strata satu (S-1) Program Studi Muamalah dengan konsentrasi Ekonomi Islam.

STIS SBI Surabaya berada dalam naungan Departemen Agama RI dengan bimbingan Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS) Wilayah IV Surabaya. Pada tahun 2008, STIS SBI Surabaya memiliki 2 Program Studi yakni Program Studi Muamalah dan Program Studi Ekonomi Islam. Dengan bingkai the Islamic Entrepreneur University, STIS SBI Surabaya, selain fokus pada penguasaan disiplin ilmu Ekonomi Syariah dan Muamalah, Penelitian, serta Pengabdian pada Masyarakat yang memang inti dari Tridharma Perguruan Tinggi. Meski demikian STIS SBI Surabaya juga membekali mahasiswa dengan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan. Dengan bekal ini diharapkan, apapun disiplin dan profesi yang digeluti mahasiswa, bisa mengantarkannya pada kesuksesan.

Sejak Berdirinya, STIS SBI Surabaya sudah meluluskan 7 angkatan, sebagaian melanjutkan studi di Pasca Sarjana Unair, IAIN Sunan Ampel, Unibraw, dan kampus-kampus lain, sebagian yang lain diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dunia perbankan. Sebagian bahkan ada yang sudah membangun usaha sejak masih kuliah, serta sebagaian lagi terserap diberbagai lapangan kerja diseluruh wilayah Nusantara.

Visi

Visi futuristic STIS SBI Surabaya the Islamic Entrepreneur University adalah, menjadi perguruan tinggi berbasis syariah yang handal, dengan aksiptabilitas yang tinggi, baik dalam skala nasional maupun internasional, mampu melahirkan sumber daya manusia yang intelek dan profesional, berkemampuan wirausaha, dan mempunyai spiritualitas ke-Islaman yang kuat.

Misi

Melahirkan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualifikasi:

  1. Memiliki Intelektualitas dan profesionalitas yang tinggi pada bidang yang digeluti, serta berkemampuan wirausaha.
  2. Memiliki akseptabilitas tinggi, baik skala nasional maupun internasional.
  3. Memiliki basis intelektuaklitas ke-Islaman yang kuat

Syariah Economic News

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- 
Aset perbankan syariah dunia diperkirakan akan melampaui angka 1,8 triliun dolar AS di 2013. Demikian hasil kajian yang dibuat perusahaan konsultan Ernst & Young baru-baru ini.

Ernst & Young mengemukakan bahwa berdasarkan laporan bank, industri perbankan syariah terus mencatat pertumbuhan kuat. Sekitar 20 bank syariah mencatat pertumbuhan 16 persen dalam laporan tiga tahun terakhir.

Industri perbankan syariah di Arab Saudi memiliki sekitar 207 miliar dolar AS. Arab Saudi menduduki peringkat pertama pada 2011 diikuti oleh Malaysia dengan total aset sebesar 106 miliar dolar AS dan Uni Emirat Arab (UEA) di posisi ketiga dengan total aset 75 miliar dolar AS.

"Produk bank syariah harus bisa berkembang untuk menarik investasi asing dari negara-negara Teluk," ujar Direktur Jasa Keuangan Ernst &  Young, Merisha Kassie, seperti dikutip The Saudi Gazette, Selasa (5/2).

Perbankan syariah juga tumbuh di pasar baru seperti Indonesia, Mesir, Irak, Libya dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut telah membuat langkah signifikan dalam inklusi keuangan syariah ke dalam undang-undang pajak yang relevan. Di Afrika, kebutuhan untuk obligasi syariah (sukuk) telah menjadi lebih jelas, misalnya bank wajib memiliki prosentase tertentu dari instrumen tanpa bunga.

Pertumbuhan pasar global diprediksi menguat. Lonjakan aktivitas di Afrika mulai terlihat dengan usulan penerbitan sukuk di Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lainnya. Hal ini jelas mendukung momentum pertumbuhan perbankan syariah di Afrika.

Meski aset perbankan syariah diproyeksikan tumbuh, namun profitabilitas terus tertinggal. Untuk itu, diharapkan dengan pelaksanaan agenda transformasi selama dua hingga tiga tahun ke depan, bank syariah dapat menutup kesenjangan kinerja saat ini di laporan industri. Bila transformasi perbankan syariah sukses, maka laba diperkirakan naik 25 persen di 2015.

Menurut Kassie, ada beberapa tantangan yang harus diantisipasi dalam industri perbankan syariah. Tantangan tersebut meliputi kerangka peraturan yang tepat untuk memfasilitasi baik sukuk pemerintah maupun sukuk korporasi. "Pasar saat ini memiliki minat besar dalam sukuk," kata dia.
Reporter : Qommarria Rostanti
Redaktur : Nidia Zuraya